Senin, 11 Maret 2013

PENDIDIKAN ISLAM INDONESIA MASA REFORMASI



BAB I
PENDAHULAN
            Sebagai lembaga pendidikan Islam, yaitu pesantern dan madrasah bertanggung jawab terhadap proses pencerdasan bangsa serta keseluruhan, sedangkan secara khusus pendidikan Islam dan bertanggung jawab atas kelangsungan tradisi ke Islaman dalam arti yang seharusnya. Berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan tentang pendidikan dapat dilihat bahwa posisi pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional meliputi: pendidikan Islam seperti mata pelajaran, pendidikan Islam sebagai lembaga, pendidikan Islam sebagai nilai.
Pendidikan Islam sebagai mata pelajaran adalah diberikan mata pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Kedudukan mata pelajaran ini semakin kuat dari satu fase ke fase yang lain.

BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Reformasi
Sebagian menganggap bahwa reformasi sudah tercapai manakala penyelenggara negara yang sudah 32 tahun berhenti, sehingga bagi mereka mundurnya Presiden Soeharto pada hari kamis, 21 mei 1998 merupakan puncak kemenangan. Ada yang memandang reformasi sebagai upaya pembersihan penyakit KKN dan kawan-kawan, sehingga identik dengan penciptaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Reformasi juga diartikan perubahan terhadap semua sistem kepemerintahan secara Totolitas.[1]

Ajaran Pokok Tasawuf

BAB I
PENDAHULUAN
Tasawuf itu bersumber pada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Banyak ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits Nabi SAW. berbicara tentang hubungan antara Allah dengan hamba-Nya manusia. Di dalam makalah ini hanya membahas tentang Ajaran Pokok Tasawuf yang mempunyai lima pembahasan saja yang menurut saya ketahui, yaitu Zuhud, Al mahabbah, Al ma’rifah, Al Fana’ dan Al Baqa’, dan Al Ittihad. Tujuan sebenarnya dari sufi ialah berada sdekat mungkin dengan Tuhan sehingga tercapainya persatuan. Jalan untuk mencapai tujuan itu panjang dan berisi stasiun-stasiun yang disebut dalam bahasa Arab al-maqamat. Buku-buku tasawuf tidak selamanya memberikan angka dan susunan yang sama tentang stasiun-stasiun itu. Untuk lebih jelas lagi, pemakalah akan mencoba menguraikan pembahasan tersebut pada berikut ini.

Proses masuknya pengaruh persia ke Indonesia



PEMBAHASAN

Sebelum pengaruh islam masuk ke Indonesia, di kawasan ini sudah terdapat kontak-kontak dagang, Melalui perdagangan itulah Islam masuk ke kawasan Indonesia. Dari beberapa bangsa yang membawa Islam ke Indonesia pada umumnya menggunakan pendekatan cultural, sehingga terjadi dialog budaya dan pergaulan social yang penuh toleransi.
 Ada proses awal penyebaran  Islam di Indonesia:
1. Perdagangan dan Perkawinan
Dengan menunggu angina muson (6 bulan), pedagang mengadakan perkawinan dengan penduduk asli. Dari perkawinan itulah terjadi interaksi social yang menghantarkan Islam berkembang (masyarakat Islam).
2. Pembentukan masyarakat Islam dari tingkat ‘bawah’ dari rakyat lapisan bawah, kemudian berpengaruh ke kaum birokrat (J.C. Van Leur).
3. Gerakan Dakwah, melalui dua jalur yaitau:
a. Ulama keliling menyebarkan agama Islam (dengan pendekatan Akulturasi dan Sinkretisasi/lambing-lambang budaya).
b. Pendidikan pesantren (ngasu ilmu/perigi/sumur), melalui lembaga/sisitem pendidikan Pondok Pesantren, Kyai sebagai pemimpin, dan santri sebagai murid.

Maqamat

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam studi tasawuf dikatakan bahwa kata tasawuf memiliki berbagai macam dasar  makna kata. Ada yang mengatakan berasal dari kata shaf, shafa, saufi, shuf, shaufanah, ahlu suffah, dan kata dasar lain pembentuk kata tasawuf itu sendiri. Apabila tasawuf dari (segi istilalah) diartikan sebagai sebuah ilmu/cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT maka secara analogi apabila mengaju pada kata “mendekatkan diri” berarti kita ini jauh, cukup jauh, kurang dekat dengan Allah SWT. Kalau diawal perkuliahan akhlaq tentang prinsip keseimbangan dikatakan bahwa manusia itu bisa lebih tinggi derajatnya daripada malaikat tetapi juga bisa lebih rendah dari binatang atau syetan. Ditambah lagi di dalam al Qur’an -terjemahan- tertulis  bahwa manusia itu tempat lupa dan salah. Dari situlah ada dan diperlukan upaya-upaya untuk berintrospeksi diri guna mendekatkan diri kepada Sang Khaliq, Allah SWT.
Dalam dunia tasawuf kita mengenal istilah syari’at, thariqat dan haqiqat. Ketiga hal tersebut merupakan urutan dalam bertasawuf. Thariqat memilki arti jalan yang ditempuh untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Dalam ilmu tasawuf terdapat istilah maqam (maqamat) dan hal (ahwal). Ibarat kita mau ke lantai teratas disebuah gedung bertingkat atau lebih akrabnya kita akan ke lantai empat di Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga maka kita akan melewati  lantai pertama (dasar) kemudian lantai kedua. Selanjutnya naik ke lantai ketiga dan akhirnya sampai di lantai keempat sebagai lantai teratas. Di masing-masing lantai kita akan menemui isi dan suasana yang berbeda-beda. Seperti itulah gambaran tentang maqam dan hal. Di makalah ini akan mencoba menguraikan tentang kedua hal tersebut.

PERADABAN LEMBAH SUNGAI NIL (MESIR)


i.          Letak Geografis Mesir
 Terletak di benua Afrika :
 Sebelah Barat berbatasan          : Libya
Sebelah Timur berbatasan          : Laut Merah
Asebalah Utara berbatasan        : Laut Tengah
Sebelah Selatan berbatasan : Sudan
Antara Laut Tengah dan Laut Merah terdapat Terusan Suez yang menghubungkan pelayaran Eropa dan Asia
 ii.         Hasil Kebudayaan Mesir Kuno
Kebudayaan Mesir berkembang sejak 3000 SM,  di Lembah Sungai Nil, yaitu sungai terpanjang di dunia 
Hasil-hasil kebudayaan Mesir Kuno antara lain :
·           Piramida, yaitu bangunan yang terbuat dari batu yang disusun berbebtuk kerucut yang berfungsi untuk menyimpan mummi. Mummi adalah mayat raja-raja Mesir Kuno yang diawetkan
·           Obelisk, adalah tugu-tugu yang menjulang tinggi ke angkasa, sebagi tempat pemujaan
·           Sphinx, adalah patung hewan-hewan mitologis yang bebadan singa dan bermuka manusia
·           Hieroglyph, adalah huruf bebrbebtuk gambar yang diukir pada batu. Hieroglyph ini menjadi dasar alphabet yang sekarang kita pakai. 
Penelitian tentang huruf Hieroglyph pertama kali dilakukan oleh Heredotus abad ke-6 SM, tetapi ia tidak berhasil; mengungkapkan isi tulisan tersebut.