PEMIKIRAN
SAYYID AHMAD KHAN DI INDIA PADA ABAD KE 19
A
. Latar Belakang
Sayyid Ahmad Khan dilahirkan di
Delhi tanggal 17 Oktober 1817 dan menurut keterangan ia berasal dari keturunan
Husein, cucu Nabi Muhammad melalui Fatimah bin Ali. Neneknya, Sayyid Hadi,
adalah pembesar istana di zaman Alamghir II(1754-1756).
Setelah
hancurnya Gerakan Mujahidin dab Kerajaan Mughal sebagai akibat dari
“Pemberontakan 1857”, muncullah Sayyid Ahmad Khan untuk memimpin umat Islam
India, yang telah kena pukul itu untuk dapat berdiri dan maju kembali sebagai
di masa lampau.
Di masa “Pemberontakan 1857”, ia
banyak berusaha untuk mencegah terjadinya kekerasan dan dengan demikian banyak
menolong orang Inggris dari pembunuhan. Pihak Inggris menganggap ia telah
banyak berjasa bagi mereka dan ingin membalas jasanya, tetapi hadiah yang
dianugerahkan Inggirs kepadanya ia tolak. Gelar Sir yang kemudian
diberikan kepanya dapat ia terima. Hubungan dengan pihak Inggris menjadi baik
dan ini ia pergunakan untuk kepentingan umatr Islam India.
Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa peningkatan
kedudukan umat Islam India, dapat diwujudkan hanya dengan bekerja sama dengan
Inggris. Inggris merupakan penguasa yang terkuat di India dan menentang kekuasaan, itu tidak akan membawa kebaikan bagi umat
Islam India. Hal ini akan membuat mereka tetap mundur dan akhirnya akan jauh ketinggalan
dari masyarakat Hindu India.
Di samping itu
dasar ketinggian dan kekuatan Barat, termasuk di dalamnya Inggris, ialah ilmu
pengetahuan dan teknologi modern. Untuk dapat maju, umat Islam harus pula
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern itu. Jalan yang harus ditempuh umat Islam untuk
memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan itu bukanlah bekerja
sama dengan Hindu dalam menentang Inggris tetapi memperbaiki dan memperkuat
hubungan baik dengan Inggris.
Ia berusaha meyakinkan pihak Inggris bahwa dalam “Pemberontakan 1857”, umat Islam tidak memainkan peranan utama. Untuk
itu Ia keluarkan pamflet yang mengandung penjelasan tentang hal-hal yang
membawa pada pecahnya “Pemberontakan
1857”. Di antara sebab-sebab yang ia sebut adalah yang
berikut:
1. Intervensi Inggris dalam soal keagamaan,
seperti pendidikan agama Kristen yang diberikan kepada yatim piatu di
panti-panti yang diasuh oleh orang Inggris, pembentukan sekolah-sekolah misi
Kristen, dan penghapusan pendidikan agama dari perguruan-perguruan tinggi.
2. Tidak turut sertanya orang-orang India,
baik Islam maupun Hindu, dalam lembaga-lembaga perwakilan rakyat, hal yang
membawa kepada:
a. Rakyat India tidak mengetahui tujuan dan
niat Inggris, mereka anggap Inggris datang untuk merobah agama mereka menjadi
Kristen.
b. Pemerintah Inggris tidak mengetahui
keluhan-keluhan rakyat India.