BAB
I
PENDAHULUAN
Perang
Dunia II adalah konflik militer global yang terjadi pada 1 September
1939 sampai 2 September
1945 yang melibatkan
sebagian besar negara di dunia, termasuk semua kekuatan-kekuatan besar yang
dibagi menjadi dua aliansi militer yang berlawanan: Sekutu dan Poros.
Perang ini merupakan perang terbesar sepanjang sejarah dengan lebih dari 100
juta personil. Dalam keadaan "perang total," pihak yang terlibat
mengerahkan seluruh bidang ekonomi, industri, dan kemampuan ilmiah untuk
melayani usaha perang, menghapus perbedaan antara sipil dan sumber-sumber militer.
Lebih dari tujuh puluh juta orang, mayoritas warga sipil, tewas. Hal ini
menjadikan Perang Dunia II sebagai konflik paling mematikan dalam sejarah
manusia.[1]
Perang
Dunia II berkecamuk di tiga benua tua; yaitu Afrika, Asia dan Eropa. Berikut pialah data pertempuran-pertempuran dan
peristiwa penting di setiap benua. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai Perang
Dunia II akan dibahas didalam makalah ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Lahirnya Negara-negara Fasis
Situasi
Eropa menjelang PD II tidak jauh berbeda dengan situasi menjelang PD I. Suasana
diliputi ketegangan dan keinginan balas dendam, terutama negara-negara yang
kalah perang. Mereka dirugikan oleh perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh blok
Sekutu. Pada umumnya negara-negara yang terlibat perang mengalami kehancuran ekonomi.
Untuk itu mereka berusaha bangkit dengan cara yang diktator dan mengembangkan
paham ultranasionalisme. Dari paham ultranasionalisme tersebut lahir
negara-negara fasis. Negara-negara fasis yang muncul yaitu Jerman, Italia, dan
Jepang.
1.
Fasisme di Jerman
Dalam PD I Jerman mengalami
kekalahan dan penderitaan yang hebat. Namun, di bawah kepemimpinan Adolf
Hittler Jerman mulai bangkit. Melalui Partai Nazi, Adolf Hittler membangun
Jerman kembali. Jerman menganut paham Chauvinisme yaitu paham yang menganggap
dirinya lebih unggul dari ras lainnya. Selain itu juga menganut totaliterisme
yaitu paham yang melaksanakan prinsip bahwa semua diutus oleh negara. Rakyat
tidak memiliki kebebasan.
Berikut
ini beberapa tindakan yang dilakukan Hittler untuk mewujudkan kejayaan Jerman.
a) Menolak
isi Perjanjian Versailes.
b) Membangun
angkatan perang yang kuat.
c) Mengobarkan
semangat anti-Yahudi dengan membunuh dan mengusir orang-orang Yahudi.
d) Membangun
hubungan kerja sama politik dan militer dengan Jepang dan Italia (Poros Roberto).
e) Membentuk
polisi rahasia yang disebut Gestapo.
Seiring
dengan perkembangan yang dialaminya, Jerman mulai berani melakukan politik
ekspansi kembali. Jerman melaksanakan politik Lebensraum (ruang untuk hidup)
yaitu gagasan perluasan wilayah melalui perang. Misalnya dengan menduduki
Austria dan Cekoslovakia.
2
. Fasisme di
Italia
Italia
adalah salah satu negara pemenang dalam Perang Dunia I. Meskipun menang,
Italian merasa kecewa sebab tuntutannya dalam Perjanjian Versailes tidak
terpenuhi. Karena kekecewaannya tersebut, Italia mulai bangkit di bawah
pimpinan Benito Mussolini. Italia berkembang menjadi negara fasis. Berikut ini
usaha-usaha Benito Mussolini untuk mengembangkan fasisme di Italia.
a) Mengobarkan semangat Italia Irredenta
untuk mempersatukan seluruh bangsa Italia.
b) Memperkuat angkatan perang.
c) Menguasai seluruh Laut Tengah sebagai
Mare Nostrum atau Laut Kita.
d) Menduduki Ethiopia dan Albania.
3.
Fasisme di Jepang
Munculnya
fasisme Jepang tidak dapat dipisahkan dari Restorasi Meiji. Berkat Restorasi
Meiji, Jepang berkembang menjadi negara industri yang kuat. Majunya industri
tersebut membawa Jepang menjadi negara imperialis. Jepang menjadi negara fasis
dan menganut Hakko I Chiu. Fasisme di Jepang dipelopori oleh Perdana Menteri
Tanaka, masa pemerintahan Kaisar Hirohito dan dikembangkan oleh Perdana Menteri
Hideki Tojo. Untuk memperkuat kedudukannya sebagai negara fasis, Kaisar
Hirohito melakukan beberapa hal berikut.
a) Mengagungkan
semangat bushido.
b) Menyingkirkan
tokoh-tokoh politik yang anti militer.
c) Melakukan
perluasan wilayah ke negara-negara terdekat seperti Korea, Manchuria, dan Cina.
d) Memodernisasi
angkatan perang.
e) Mengenalkan
ajaran shinto Hakko I Chiu yaitu dunia sebagai satu keluarga yang dipimpin oleh
Jepang.
Berkembangnya negara-negara
fasis seperti Italia, Jerman, dan Jepang membuat situasi politik di kawasan
Eropa semakin menghangat, dan diwarnai dengan ketegangan yang mendorong
terjadinya Perang Dunia II.
B. Latar Belakang Perang Dunia II
Hal-hal
yang melatarbelakangi terjadinya Perang Dunia II dapat digolongkan menjadi
sebab umum dan sebab khusus.
1.
Sebab Umum
Berikut
ini sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia II.
a) Pertentangan
antara paham liberalisme dan totaliterisme. Liberalisme memberikan kebebasan
bagi warga negaranya sedangkan totaliterisme mengekang kebebasan warga negara.
b) Persekutuan
mencari kawan.
c) Semangat
untuk membalas dendam (revanche idea) karena kekalahan dalam PD I.
d) Perlombaan
senjata antarnegara.
e) Pertentangan
antarnegara imperialis untuk memperebutkan daerah jajahan.
f) Kegagalan
Liga Bangsa-Bangsa dalam mewujudkan perdamaian dunia.
2
. Sebab Khusus ( casus bally bally)
Sebab
khusus Perang Dunia II terjadi di dua kawasan yaitu kawasan Eropa dan kawasan
Asia Pasifik. Berikut ini sebab-sebab khusus terjadinya Perang Dunia II.
a) Di
kawasan Asia Pasifik, penyerbuan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut
Amerika Serikat di Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941.
b) Di
kawasan Eropa, serangan kilat (blitzkrieg) yang dilakukan Jerman atas Polandia
pada tanggal 1 September 1939. Alasan penyerangan itu untuk merebut kembali
kota Danzig (penduduknya bangsa Jerman). Dalam waktu singkat sebagian besar
Polandia dikuasai Jerman.
Uni
Soviet yang merasa keamanannya terancam, segera menyerbu Polandia dari arah
Timur. Pada tanggal 3 September 1939 Inggris dan Prancis menyatakan perang
terhadap Jerman. Dalam perkembangannya melibatkan banyak negara.
C. Jalannya Perang
Negara-negara
yang terlibat dalam Perang Dunia II juga tidak jauh berbeda dengan Perang Dunia
I. Perang Dunia II dapat dikatakan merupakan ajang balas dendam bagi
negara-negara yang kalah dalam PD I. Negara-negara yang terlibat terbagi dalam
blok Sentral dan blok Sekutu. Berikut ini negara-negara yang terlibat dalam PD
II.
1. Blok
Sentral yaitu Jerman, Italia, Jepang, Austria, Rumania, dan Finlandia.
2. Blok
Sekutu yaitu Inggris, Prancis, Rusia, RRC, Amerika Serikat, Austria, dan
Polandia.
Secara
umum PD II dibagi dalam 3 tahapan berikut.
1. Tahapan
pertama, blok Sentral melakukan ofensif dengan taktik serangan kilat.
2. Tahapan
kedua, merupakan titik balik. Blok Sentral bersifat defensif (bertahan)
sedangkan blok Sekutu lebih banyak melakukan serangan.
3. Tahapan
ketiga, blok Sekutu mulai mencapai kemenangan.
Medan
pertempuran PD II lebih luas yaitu mencakup Eropa, Asia, dan Afrika. Perang
dunia II di wilayah Eropa terdiri atas beberapa medan pertempuran (Front) yaitu
front Eropa Barat, Eropa Timur, dan Eropa Tenggara. PD II juga meluas ke
wilayah Afrika, dalam arti untuk perebutan tanah jajahan bangsa Barat di benua
Afrika.
1. Front
Eropa Barat
Perang di Eropa
Barat ini merupakan tahap pertama dari Perang Dunia II. Negara-negara Sentral
yang dipimpin oleh Jerman bertindak ofensif. Jerman melakukan serangan kilat (blitzreg)
menyerbu Demark, Norwegia, belanda, dan Luxembung.
Ke arah Selatan,
Jerman menyerbu Prancis lewat belakang daerah pertahanan Maginot. Jerman
berhasil menguasai setengah wilayah Prancis termasuk kota Paris. Prancis
terpaksa menyerah di kota Compiegne.
2. Front
Eropa Timur
Diawali dengan
penyerbuan Jerman ke Danzig, Polandia pada tanggal 1 september 1939. Hampir
semua negara-negara di eropa Timur mendukung Jerman kecuali Yugoslavia. Di
bawah pimpinan Joseph Bros Tito, Yugoslavia mengadakan perlawanan gerilya yang
menyulitkan Jerman.
3. Front
Eropa Tenggara
Jerman di bawah
pimpinan Erwin Rommel memulai serangan dari Rumania menuju Balkan. Jerman sudah
berhasil menguasai Balkan bergerak ke Selatan dalam upaya menguasai Terusan
Suez.
4. Front
Afrika
Pertempuran
di Front Afrikan diawali dari upaya Jerman yang ingin menguasai terusan Suwz.
Untuk itu Jerman yang ingin menguasai terusan Suez. Untuk itu Jerman
memerintahkan Italia untuk menyerbu mesir. Namun serangan Italia dapat dipukul
mundur Sekutu hingga ke Abesinia.
Pada
awalnya Amerika Serikat bersikap netral. Akan tetapi setelah terjadi peristiwa
Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941, AS menyatakan perang kepada Jepang.
Sekutu membentuk komando gabungan yang dipimpin Jenderal Dwight Eisenhower.
Pada tanggal 6 Juni 1944 terjadi pertempuran antara Sekutu dan Jerman di
Normandia. Jerman dapat dipukul mundur. Sementara itu, wilayah Asia Pasifk
membentuk pertempuran sendiri. Jepang berhasil menguasai Filipina, Indonesia,
Malaysia, Singapura, dan Birma. Bahkan pada tanggal 27 Februari 1942 pertahanan
Sukutu di Jawa dapat direbut Jepang. Peta kekuatan mengalami perubahan setelah
terjadi pertempuran di Laut Karang. Pasukan Sekutu yang dipimpin Jenderal
Douglas Mac Arthur dengan Laksamana Chester W. Nimit menyerbu Jepang sampai
Pulau Okinawa.
D. Akhir Perang
Pada bulan Mei 1942, suatu serangan terhadap Australia terhenti dalam pertempuran di Laut Koral. Serangan serupa terhadap Hawai terhenti di Midway pada bulan Juni 1942. Pada bulan Agustus 1942 pasukan Amerika Serikat mendarat di Guadalkanal (Kepulauan Solomon) dan bulan Februari 1943 pihak Jepang telah dipukul mundur.
Pada bulan Februari 1944 pasukan Amerika Serikat berhasil mengusir Jepang dari Kwayalein, di Kepulauan Marshall, dan Saipan di Kepulauan Mariana. Pada tanggal 6 Agustus 1945 Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akhirnya Jepang menyerah dan menandatangai perjanjian di atas kapal USS Missouri tanggal 2 September 1945 di Teluk Tokyo.
Blok Sentral pada khirnya harus menyerah kepada Sekutu pada bulan Mei 1945. Berikut ini beberapa faktor penyebab kekalahan Blok Sentral terhadap Sekutu.
1. Blok Sentral tidak ditunjang oleh sumber-sumber kekayaan alam yang mencukupi kebutuhan perang.
2. Jumlah anggota kelompok Sekutu lebih banyak. Masuknya Rusia ke dalam blok Sekutu memperkuat blok tersebut.
3. Sekutu memiliki daerah jajahan yang dapat menunjang kebutuhan perang.
4. Blok Sekutu memiliki keunggulan teknologi persenjataan daripada Blok Sentral.[2]
Setelah Perang Dunia II berakhir, maka negara-negara yang terlibat dalam perang itu, baik yang menang perang maupun yang kalah perang menempuh upaya perdamaian. Upaya perdamaian itu dilakukan dengan perjanjian perdamaian. Berbagai perjanjian perdamaian yang pernah dilakukan di antaranya:
1. Konferensi Postdam (2 Agustus 1945) antara Jerman dengan Sekutu yang dihadiri oleh Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman, Pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin dan perwakilan dari Inggris Clement Richard Attlee, telah melahirkan keputusan-keputusan antara lain:
a) Jerman dibagi atas empat daerah pendudukan yaitu Jerman Timur dikuasai oleh Rusia, Jerman Barat dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, Perancis. Begitu pula kota Berlin yang terletak di tengah-tengah daerah pendudukan Rusia dibagi menjadi empat yaitu Berlin Timur dikuasai oleh Rusia dan Berlin Barat dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris dan Perancis.
b) Danzig dan daerah Jerman bagian timur Sungai Order dan Neisse diberikan kepada Polandia.
c) Demiliterisasi Jerman.
d) Penjahat perang harus dihukum.
e) Jerman harus membayar ganti rugi perang.
2. Perjanjian Perdamaian Sekutu dengan Jepang (1945 di Jepang) melahirkan keputusan-keputusan antara lain:
a) Kepulauan Jepang diberikan kepada tentara pendudukan Amerika Serikat (untuk sementara).
b) Kepulauan Kuril dan Sakhalin diserahkan kepada Rusia sedangkan Manchuria dan Taiwan diserahkan kepada Cina. Kepulauan-kepulauan Jepang di Pasifik diserahkan kepada Amerika Serikat. Korea akan dimerdekakan dan untuk sementara waktu bagian selatan Korea diduduki oleh Amerika Serikat sedangkan bagian utara diduduki oleh Rusia.
3. Perjanjian Perdamaian Sekutu dengan Italia (1945 di Paris) melahirkan keputusan-keputusan antara lain:
a) Daerah Italia diperkecil.
b) Trieste menjadi negara merdeka di bawah PBB.
c) Abessynia dan Alabania dimerdekakan kembali.
d) Semua jajahan Italia di Afrika Utara diambil Inggris.
e) Italia harus membayar kerugian perang.
4. Perjanjian Perdamaian Sekutu dengan Austria (1945 di Austria) melahirkan keputusan-keputusan antara lain:
a) Kota Wina dibagi atas 4 daerah pendudukan di bawah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia.
b) Syarat-syarat lain belum dapat ditentukan pada saat itu karena keempat negara tersebut belum dapat mengadakan persetujuan.
5. Perjanjian Sekutu dengan Hongaria, Bulgaria, Rumania, Finlandia, ditentukan di Paris tahun 1945 dan melahirkan keputusan-keputusan antara lain:
a) Masing-masing daerah tersebut diperkecil.
b) Masing-masing daerah harus membayar ganti rugi perang.[3]
E. Dampak atau Akibat Perang Dunia II
Perang Dunia II memberikan dampak yang luas dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut ini dampak PD II dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan kerohanian:
1. Bidang
Politik
a) Amerika
Serikat tidak saja keluar sebagai negara pemenang dalam Perang Dunia II, tetapi
juga sebagai negara penyebab kemenangan sehingga kedudukannya memuncak
seyinggi-tingginya.
b) Rusia
keluar dari Perang Dunia II menjadi kekuatan raksasa yang luar biasa sehingga
ditakuti oleh negara-negara lainnya dan kemudian menjadi saingan berat bagi
Amerika Serikat.
c) Terjadinya
perebutan hegemoni antara Rusia dengan Amerika Serikat di dunia.
d) Jatuhnya
imperialisme politik yang disebabkan munculnya nasionalisme di Asia dan mulai
berkobar dengan hebatnya menentang imperialisme negara-negara Barat (Eropa).
e) Politik
mencari kawan (politik aliansi).
f)
Balance
of Power Policy mengakibatkan politik aliansi yang berdasarkan atas kemauan
bersama (
g)
Collective
Security) sehingga timbulnya:
h) North
Atlantic Pact (Amerika Serikat, Perancis, Belanda, Belgia, Luxemburg, Norwegia,
Kanada) merupakan perjanjian militer, di mana serangan terhadap salah satu
negara itu. Organisasi ini lebih dikenal dengan nama North Atlantic Treaty
Organization (NATO).
i)
Middle Eastern Treaty Organization
(METO) dibentuk pada tahun 1955 dan terdiri dari negara-negara Turki, Irak,
Pakistan, Iran. Terbentuknya METO mendapat tantangan dari Mesir.
j)
South East Asian Treaty Organization
(SEATO) yang merupakan rantai pertahanan Amerika Serikat di pasifik adalah
usaha untuk membendung kekuatan komunis. Indonesia tidak mau ikut serta di
dalamnya. Semua dilakukan untuk mengepung kekuatan Rusia oleh Amerika Serikat.
Rusia menjawab tantangan tersebut dengan mendirikan negara-negara sekitar
Rumania untuk benteng pertahanan.
k) Munculnya
politik pemecah belah terhadap negara-negara seperti Jerman, Austria, Wina,
Trieste, Korea, Indo-Cina. Mereka dipecah menjadi beberapa negara pendudukan
yang berlainan ideologi dan juga disusupi oleh paham-paham yang berbeda
sehingga mereka akan tetap dan selalu bersaing.
2. Bidang
Ekonimi
Setelah Perang Dunia II
berakhir, keadaan Eropa sangat kacau dan semakin parah sehingga Eropa tenggelam
dalam kesengsaraan dan penderitaan. Amerika Serikat muncul sebagai negara
kreditor bagi seluruh dunia. Amerika Serikat mengetahui bahwa Eropa yang rusak
akan mudah dicengkeram oleh Rusia dengan komunismenya, karena itu Eropa dan
juga negara lainnya harus dibantu. Berkaitan dengan itu ada beberapa lembaga
donatur di antaranya:
a) Truman
Doctrine (1947), lembaga ini memberi bantuan ekonomi dan militer kepada Yunani
dan Turki.
b) Marshall
Plan (1947), lembaga ini memberi bantuan ekonomi dan militer untuk membangun
kembali ekonomi atas rencana yang terlebih dahulu dibuat oleh negara-negara
Eropa dan disetujui oleh Amerika Serikat.
c) Point
Four Truman. Lembaga ini memberi bantuan kepada negara-negara yang masih
memerlukan bantuan di Asia, dalam bentuk bantuan ekonomi dan militer (Mutual
Security Act = MSA).
d) Colombo
Plan (ciptaan Inggris), lembaga ini mengutamakan kerja sama antarnegara di
bidang ekonomi dan kebudayaan.
3. Bidang
Sosial
Reaksi yang muncul
dalam bentuk kerja sama di antara bangsa-bangsa di dunia. Salah satu berlatar
belakang akibat Perang Dunia II ini mendorong masyarakat dunia untuk membentuk
United Nation Relief and Rehabilitation Administration (UNRRA) dengan membantu
masyarakat yang menderita dalam bentuk:
a) Memberikan
makan orang-orang yang terlantar.
b) Mengurus
pengungsi-pengungsi dan mempersatukan para anggota keluarga yang terpisah
akibat perang.
c) Mendirikan
rumah sakit dan balai pengobatan.
d) Mengerjakan
kembali tanah-tanah yang telah rusak.
4. Bidang
Kerohanian
Kesengsaraan yang
berkepanjangan akibat Perang Dunia II mendorong manusia untuk mewujudkan
perdamaian yang abadi. Niat ini semakin kuat setelah Liga Bangsa-Bangsa gagal
dalam usaha mencari perdamaian. Maka pada tahun 1946, Liga Bangsa-Bangsa
dihapuskan dan diganti dengan United Nations Organization (UNO) atau
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).[4]
DAFTAR PUSTAKA
[1]
http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dunia_II,
akses pada tanggal 27 mei 2010 jam 21:41 WIB.
[2]
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Perang_Dunia_II_Dan_Pengaruhnya_Terhadap_Indonesia_9.1_(BAB_2),
akses pada tanggal 27 mei 2010 jam 19:45 WIB.
[3]
http://yamaco.wordpress.com/2008/06/18/perjanjian-kebijakan-setelah-pd-ii/,
akses pada tanggal 27 mei 2010 jam 20:06 WIB.
[4]
http://neonovan.topcities.com/Perang_Dunia_I_II_serta_implikasinya.htm,
akses pada tanggal 27 mei 2010 jam 21:31 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar